Wednesday, January 13, 2010

Tasbih, Tahmid, Tahlil dan Takbir



Subhanallah, Alhamdulillah, Lailaha illallah, Allah Akbar.
Sungguh tidak ada yang bisa mengalahkan kebesaran Nama-Mu Ya Rabb.

Sedikit bercerita, baru saja saya menonton ayat-ayat cinta yang baru selesai saya download tadi pagi di komputer saya.
Setelah itu hanya Kalimat Tasbih, Tahmid, Tahlil dan Takbir yang bisa terucap sambil diikuti dengan sedikit tetesan air mata.
Saya kagum dan takjub, sungguh benar-benar terharu saat Kebesaran Allah bisa diceritakan dengan sedemikian indah melalui film. Kadang-kadang saya takut, saat saya bisa menyebut nama-Mu tapi melalui objek film seperti demikian yang saya ceritakan diatas. Apakah yang benar-benar saya tangisi, Kekaguman terhadap-Mu atau kesedihan dalam mengikuti sebuah cerita kehidupan Mahasiswa Muslim yang diuji Imannya melalui Ayat-ayat cinta-Mu ya Allah. Saya jadi menyambung-nyambungkan hidup saya dengan cerita demikian, apakah mungkin itu adalah bukti betapa lemahnya saya dalam beriman kepada-Mu.

Saat ini kami terpana dengan fana-nya dunia saat ini ya allah. Kemudahan mendpatkan sandang, pangan, papan serta kemudahan komunikasi di era teknologi saat ini malah menjadi kelemahan untuk kami. Kumandang Adzan terdengar dimana-mana saat ini, banyak masjid bahkan sampai sangat berdekatan. Saat adzan saling bersahutan karena begitu dekatnya jarak antara masjid pun tidak sering berhasil melangkahkan orang orang sekitar untuk meninggalkan jual beli sejenak dan solat. Bahkan sampai banyak masjid besar yang indah, wangi, nyaman, lengkap untuk peminjaman sarung atau mukena, penitipan sandal. Sampai ada security yang ditugaskan menjaga kendaraan agar Jamaah tidak pecah konsentrasi memikirkan kendaraan. Namun tetap Jamaah shalat tidak mencapai setengah bahkan seperempat dari catatan Jumlah umat muslim yang tercatat di arsip dari Kartu Tanda Pengenal (Read: KTP) penduduk Indonesia. Bagaimana dengan keadaan akhir zaman nanti? Sungguh luar biasa Rahasia-Mu Ya Allah. Engkau telah merencanakan dan mengatur ini dengan segala kuasa-Mu, ditengah kesulitan manusia dan ditengah perbuatan hina yang manusia lakukan engkau tetap memberikan kami petunjuk dan kekuatan melalui apa yang terjadi di depan kami, kalau disambungkan dengan cerita pada ayat-ayat cinta atau apapun masalah yang ada saat ini, apa lagi yang kita ragukan dari Allah? sungguh peringatan dan kebesaran nama-Mu ada disetiap jengkal dan selalu ada dalam waktu apapun ya Allah. Semoga tulisan saya tidak hanya hangat-hangat kotoran ayam khususnya saya dan umumnya bagi yang membaca.
Full Post

Monday, January 04, 2010

Kata mama "dibalik target kecil ada sesuatu besar yang menunggu"



Entri pertama di tahun 2010 nih, berarti harus ngomongin resolusi untuk 1 tahun kedepan. Hari minggu 3 Jan kemarin, saat pulang mengajar papa dengan tiba-tiba mengajak kami dan keluarga untuk mencari makan diluar rumah. Acara makan kami berjalan seperti biasa sebagaimana acara makan, datang ke tempat makan, mencari tempat duduk, memesan makanan, menunggu lalu makan. Namun ada alasan dibalik kenapa papa sering kali mengajak pergi keluar keluarga untuk acara kecil seperti makan diluar. Papa punya cara sendiri dalam mengeratkan hubungan keluarga, mencari kegiatan kecil seperti bersepeda bersama atau makan bersama atau sekedar menonton acara TV bersama. Lalu acara makan kami pun tepat mengenai tujuan papa, di meja makan yang penuh dengan piring kotor dan makanan papa yang tidak habis kami mengisi waktu dengan tertawa kecil karena diskusi kecil yang memang sering kami lakukan saat ada kesempatan seperti ini. Jadi inilah awal dari refleksi saya di tahun 2010

Kata mama di meja itu, "dibalik target kecil ada sesuatu besar yang menunggu". Jadi resolusi 2010 saya hanya menghilangkan tics di wajah saya. Sesaat saya malu untuk menulis disini saya memiliki tics (seperti gangguan kecil yang muncul dari kebiasaan tubuh ini mencari sesuatu gerakan yang nyaman). Namun kata papa di meja itu, "dika selalu memiliki tujuan tapi ditengah jalan dika jarang sekali menengok ke belakang melihat kembali apa tujuan dika". Dari dulu papa selalu menyuruh saya tulis besar-besar tujuan dika, tempel di tembok untuk jadi reminder. jangan seperti saat UN atau dika ikut olimpiade Matematika dulu, dika hanya mengatakan saya ingin terbaik saya ingin ini, tapi itu hanya diangan angan karena tidak ada pengingat nyata seperti bentuk tulisan bahwa dika memiliki tujuan, harusnya dika tulis dan lihat tulisan itu agar selalu terekam dan teringatkan apa tujuan dika. Untung saya berhasil lulus dari UN SMA walau hanya dengan berdoa pasrah dan mengunggu teman saya memiringkan kertas jawabannya, sekarang saya sudah menuliskan dan mempublikasikan apa tujuan yang berhubungan dengan kelemahan saya. Namun saat saya mengatakan banyak hal-hal yang tidak dika sanggupi dan tidak bisa dinikmati dalam perjalanan menuju target-target dika terdahulu, sambil mentertawakan saya dengan nyengirnya yang khas mas andhit memotong "dika terlalu banyak mikir, nikmati yang dika jalani, capai dari yang kecil-kecil aja". Sambil melanjutkan cerita-cerita kecil sisa makanan kami minta bungkus agar bisa dimanfaatkan di rumah, dengan syukur atas keadaan bahagia kami meninggalkan meja makan dan segera pulang karena khawatir nenek saya di rumah menunggu terlalu lama Pizza Meat Lovernya.
Full Post