Sunday, February 08, 2009

Minggu Tidak Berarti Istirahat



Alhamdulillah udara segar pagi ini tidak terlewatkan (lagi). Setelah 2 hari terlewat waktu Subuh, pagi ini rutinitas sehat itu kembali diraih (lagi, karena kasus seperti ini sering terjadi). Kembali kepada pembukaan hari secara sehat, haha.
Bangun, ucap syukur (sambil membuang jauh bunga tidur), turunkan kaki kebawah kasur, regangkan otot sambil cek handphone, putar badan kanan kiri, tarik kursi, ambil minum (sambil menyalakan lampu dan komputer), ke kamar mandi, pipis dan wudhu, Solat Subuh, lalu kembali ke depan komputer dan mencari apa yang bermanfaat serta merencanakan matang-matang "Apa yang bisa dilakukan dan didapat hari ini?"

Ya rutinitas seperti itu yang sangat menyenangkan untuk saya. Dengan harapan atas nikmat sehat yang telah diberikan, saya bisa menjalani hari dengan baik. Menurut saya, itulah yang penting di awal hari. Seperti seorang dosen saya mengajarkan kepada dosen lainnya untuk teriak dalam hati (nama institut mereka) sebelum mereka berangkat untuk kembali berjuang atas nama diri sendiri, keluarga dan institut yang mereka bela. Apa alasannya? Terlihat seperti ritual kecil yang bodoh, namun manfaatnya sungguh luar biasa. Sekali lagi, itulah nikmat yang diberikan.
Pagi ini perut saya seperti meminta sesuatu yang lain. Biasanya hanya meminta sepotong roti atau biskuit, namun kali ini perut ini membuat saya berimajinasi tentang semangkok bubur ayam.
Tanpa pikir panjang, saya segera keluar kamar, keluar kosan dan mempersilahkan mata melihat per-empatan tempat tukang bubur langganan saya biasa mangkal. "Ahhh..." Lemas asya melihat per-empatan itu masih kosong. Kios rokok sebelah tukang bubur pun belum menampakkan aktifitas. Ada apa di minggu pagi yang indah ini?
Apakah udara setelah hujan menyelimuti orang-orang disini?
Lemas saya pun hilang setelah perasaan tentang "pagi ini saya nomor satu di kosan ini". Hahaha. Tapi itu hanya sebuah motivasi kecil. Tanpa niat atau keinginan menyepelekan apalagi sombong. Trust me yaaa, hehe.
Papa saya mengjarkan (papa yang demokratis, I Love You pa) "Kalau orang kerja mulai jam 8 pagi, mulailah kamu pada jam 6 pagi, kalau orang belajar 5 jam sehari, belajarlah kamu 8 jam sehari". Kembali lagi saya harus bersyukur pagi ini, pertama punya papa yang selalu membantu saya mencari jalan, kedua saya sudah bisa beraktifitas di pagi yang membuat orang-orang kosan masih banyak yang menikmati tidurnya.
Fiuh bercerita untuk pagi ini saja sudah sepanjang ini, rasanya kalau saya menjadi presiden anggota DPR akan banyak yang tertidur melebihi kasus anggota tertidur saat presiden SBY pidato. Hahaha.
Dibalik semua nikmat dunia yang telah kita genggam jangan lupa (adalah) Tuhan yang telah memberikan semua nikmat itu. Alhamdulillah Terima Kasih Ya Allah atas nikmat-Mu yang tidak satu pun orang bisa mempermainkannya.

2 comments:

  1. DIK..
    nama blog lo sm kea nama band ih..
    BLA BLA BLAST!!

    ReplyDelete
  2. udah gw ganti sebelum ada pertikaian. haha

    ReplyDelete