Tuesday, November 10, 2009

Antara Kau, aku dan dia (sanguinis-asam lambung-sambel)



Lagi lagi bangun jam segini. Meskipun kualitas tidur baik berhasil diperoleh, namun kualitas mental yang baik untuk remaja labil seperti saya akan sulit didapat kalau selalu bangun karena telfon yang mengatakan "Bagaimana janji kita hari ini?". Buruknya dalam beberapa hari terakhir saya tidak pernah bangun pagi karena ingat akan kewajiban solat subuh yang belum disegerakan. Pernah juga solat subuh emang karena belum tidur. Ah belajar gak pernah, solat belang blentong. Kebayang berapa banyak waktu sudah yang habis cuma-cuma.

Pagi ini dimulai dengan mengangkat telfon dan saat menutup telfon tertera "4 new messages" Papa, Mama, Keisha dan Raisha. Semua special untuk dibaca, tapi tidak ada yang mengalahkan kespecialan Fungsi Detoksin saya yang masih bekerja baik pagi ini. Saat buang air kecil, nampak warna urine yang katanya kalau bangun tidur urine kita dengan warna demikian artinya detoksin kita masih bekerja saat kita tidur. Itu pun dengan CATATAN harus tidur jam 10 untuk memaksimalkan kinerjanya, dan jam berapa saya tertidur? Lihat saja pada awal paragraf saya bangun jam berapa agar bisa mengira-ngira saya tidur jam berapa. Yah apapaun yang telah terjadi, air putih yang tadi saya teguk saat bangun tidur telah merubah warna urine saya menjadi lebih bening saat buang air kecil yang kedua kalinya pagi ini. Yeah

Berfungsinya detoksin saya tidak diikuti dengan baik oleh si-lambung yang lagi-lagi tidak menunjukkan keramahannya dan itu artinya saya harus segera mengambil clorat . Yang kalau kata Dokter Kusala, clorat harus saya minum setengah jam sebelum saya makan kalau merasa terganggu dengan asam lambung yang akan membuat pasokkan gizi saya tidak akan segera dicerna dengan baik oleh lambung karena PERIHnya lambung karena sedang bermain-main dengan tamu-tamunya.

Saya diingatkan untuk harus bisa mengontrol beban pikiran untuk tidak berlebihan agar tidak membuat asam lambung saya meningkat dan akan menghasilkan perih luar biasa sampai ke jantung. Memang itu semua yang sering saya rasakan, tapi bagaimana tetap menjaga stabilitas pikiran? Ada yang dapat mengjarkan saya yang berkarakter Sanguinis koleris ini? Ciri khas karakter sanguinis adalah pikiran didahulukan Perasaan baru logika, sedangkan sifat koleris yang dominan pada diri saya adalah keras dalam berhubungan dengan orang lain, bukan dasar dasar logikanya yang berhasil mendominasi.

Mungkin semua dapat dilatih dengan seiring berjalannya waktu, namun seputar lambung lemah membuat SAMBEL yang merupakan favorit number one harus saya kurangi karena ditakutkan akan menjadi Silent killer pada lambung saya. jadi menurut anda mana yang lebih sulit? Melatih perasaan atau meninggalkan makanan favorit?

No comments:

Post a Comment